Gemstone atau pemain batu akik di indonesia kini makin jadi trand di kalangan tua dan muda.
tak jarang dan tidak sedikit orang yang merelakan uang ratusan, jutaan dan bahkan ratusan juta Rupiah untuk mendapatkan sesuai seleranya sendiri.
Maraknya peminat akik di indonesia dan semakin banyak jenis dan keindahannya kini menjadi di perlombakan lewat pameran, dan masing-masing menunjukan keindahan yang terpancar dari akik itu sendiri.
wah kalo kata orang2 di fb sih cowok tuh ber akik bukan ber behel haha kidding....
oke deh berhubung takut bete, bosen, atau terlalu panjang lebar bacanya kita langsung aja, saya juga cape sih nulis pembukaan atau cover2 gini kwkwkwk...
disini saya akan jelaskan yang menurut saya tahu aja, dimana ada cara tips dan trik merawat beberapa akik, dari cara rendaman, cara membentuk bahkan cara memolesnya.
Sebelum ke intinya alangkah baiknya bila kita kenal asal muasalnya terlebih dahulu,
SIAPA yang tidak kenal dengan batu akik? Batu akik memiliki bahasa
ilmiah yakni gemstone (batu mulia) atau precious stone (batu setengah
mulia). Seperti yang dijelaskan oleh Kemala Wijayanti selaku asisten
dosen dari Fakultas Teknik Geologi, batu akik sebetulnya mineral yang
keterbentukannya dari pembetukan magma. Karena terbentuknya memiliki
perbedaan tempat, kedalaman, dan pembekuannya, maka dari itu jenis dan
warnanya beragam karena memiliki ikatan kimia yang beda di setiap
batunya.
"Jadi, yang mempengaruhi warna dan kekerasannya itu bisa
dari temperatur keterbentukannya, komposisi kimia magma dan
tekanan,"tuturnya.
Beberapa tahun yang lalu, kegemaran masyarakat mengoleksi dan
'menggosok' batu ini mulai mewabah lagi setelah beberapa saat sempat tak
pernah terdengar. Dimana-mana, hampir semua orang pasti membicarakan
batu yang satu ini, mulai dari warna-warna batu tersebut sampai dengan
harga pasarannya. Akibat Nge-trend nya batu ini, menjadikan trotoar yang
biasa digunakan untuk berjalan kaki, kini beralih fungsi menjadi tempat
berdagang batu akik.
Mungkin, di antara kalian sering melihat atau menemukan pemakai batu
berwarna unik ini oleh kakek atau ayah kalian. Namun sekarang, dengan
gencarnya media memberitakan tentang batu akik, membuat 'demam' ini
meradang ke segala penjuru usia. Sekarang tak aneh lagi jika anak yang
masih duduk di bangku sekolah menengah atas, memakai batu alam tersebut
untuk sebuah aksesori.
Seperti yang dialami Hilma (17) yang memakai cincin batu akik
berwarna merah terang. Rasa penasaran Hilma pada batu akik diawali
dengan melihat ayah dan saudaranya memakai batu tersebut dan akhirnya ia
pun turut mengoleksi batu tersebut sejak dua bulan lalu.
"Katanya kan batu ini ada khasiatnya dan jadi ngerasa jadi lebih
percaya diri," tutur siswa kelas 12, SMAN 8 Bandung ini disela-sela
kegiatan sekolahnya.
Sama halnya dengan Gama (19) yang juga gemar
mengoleksi batu akik sejak empat bulan lalu. Gama menuturkan bahwa batu
akik yang ia pakai kebetulan adalah batu turun temurun dari sang kakek.
Gama yang juga siswa kelas 12 di SMAN 8 Bandung ini mengatakan, dengan
memakai cincin berbatu akik terlihat lebih elegan.
"Kalau cincin lain hanya bentukan dari besi, kan kalau batu akik itu dari batu asli jadi terlihat lebih keren," katanya.
Dr. Zaenal Abidin, M.SI, dosen dari Fakultas Psikologi Unpad
mengatakan, demam batu akik jika dilihat dari kacamata psikologi
termasuk sebagai penularan perilaku.
"Katakanlah kita ada disebuah tempat yang sedih, kita juga akan terbawa yang sedih," jawabnya memberi contoh.
Penularan perilaku ini, menurut Zaenal yang diwawancarai via telepon
pada Selasa (3/3) adalah hal yang wajar. Zaenal berpendapat bahwa ada
hal positifnya karena bisa menaikan ekonomi rakyat. Tetapi, tambahnya,
dalam penularan perilaku ini masyarakat Indonesia cenderung hanya
meniru-niru. "Sebentar lagi juga melempem," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar